Bab 762
Citra menatap Joko dengan tidak sabar. "Lepaskan dia!"
Yoga menambahi, "Ayo, cepat putuskan. Tanganku sudah pegal. Kalau sampai aku nggak sengaja menyuntikkan obat ini, dia pasti akan mati."
Joko melirik ke arah Citra dengan tatapan datar, tanpa emosi. "Maaf saja. Setelah masuk ke sini, jangan harap kamu bisa keluar dengan mudah."
Keselamatan tempat ini adalah hal yang terpenting bagi Joko. Ini adalah markas besar sindikat. Jika keberadaannya sampai terungkap, semuanya akan berantakan.
"Joko!" Citra memelototi Joko dengan geram.
Joko memandang Citra dan tersenyum, lalu perlahan mendekat.
"Berhenti!" Yoga dengan waspada menarik Citra mundur. Namun, mereka sudah terpojok sampai ke dinding.
Jarum Yoga sudah ditusukkan, siap untuk menyuntikkan obat.
Joko mengulurkan tangan dan menyentuh pipi Citra dengan lembut. "Citra, selama ini kamu sudah berjuang. Aku tahu kamu sudah banyak berkorban untukku ... "
Citra memandang Joko.
"Aku menyayangimu ... " ucap Joko. "Tapi, kamu sudah nggak berguna
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda