Bab 606
Layaknya mawar yang tumbuh dengan baik, Yesa belajar untuk menumbuhkan duri untuk melindungi diri dan punya keberanian untuk menusukkannya kepada orang lain.
Aku tidak berkomentar, hanya bersandar pada Davin.
Hatiku serasa teriris. Mengapa dia selalu menanggung segala beban seorang diri …
"Davin … " Aku memanggilnya dengan lembut.
"Ya?" jawab Davin sambil sedikit menunduk untuk menatapku.
"Peluk," kataku manja sambil membenamkan wajahku di dadanya yang bidang.
"Eh, Mama Papa lagi ciuman?" Sepertinya Davin baru saja ingin menciumku, tetapi Xavion memergoki kami.
Kami berdua yang bahkan belum benar-benar memahami peran sebagai 'orang tua' ini langsung panik dan buru-buru duduk tegak dengan tampang serius, menatap dua bocah kecil itu dengan canggung. "Kalian main saja yang akur."
"Papa nggak boleh cium-cium Mama sembarangan. Mama itu mamanya Xavion dan Xenia!" tegur Xavion memperingatkan Davin dengan tatapan tajam.
Tentu saja, Davin membalas tatapan anak itu dengan sorot mata yang lebih m
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda