Bab 555
Aku dan Davin bersandar di dinding, memperhatikan orang di depan kami dengan tatapan tajam.
Ah, ternyata yang baru saja menarik kami adalah Arya …
Arya mencoba mengamati situasi di luar melalui lubang di pintu. "Mereka mau mendobrak pintu. Ada orang yang bisa membuka kunci pintu kabin VIP secara paksa, jadi nggak aman kalau kita terus sembunyi di sini."
Di kamar Arya, Yuna meringkuk di sudut ruangan dengan tubuh gemetar dan mata memerah seolah ingin menangis. "Arya, seharusnya kamu nggak menarik mereka ke sini. Mereka itu pembawa sial."
Aku memutar mata dengan malas, lalu memandang Yuna. "Duh, iya ya, Kak. Nasibmu pasti sial sekali karena kami sudah di sini."
Kedua tangan Yuna tampak mengepal erat dan sorot matanya memancarkan kemarahan padaku.
Namun, aku tidak menggubris dan segera berjalan ke balkon. "Davin, kalau memanjat dari sini, kita bisa naik ke dek atas."
Davin dan Arya yang biasanya seperti kucing dan anjing, kali ini mereka bekerja sama untuk memindahkan meja samping tempat
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda