Bab 251
"Kakek Yahya, aku adalah wali dari Vincent. Kamu nggak berhak memutuskan sesuatu di luar keputusanku!" Aku berdiri di depan Davin dan menatap para pengawal itu dengan cemas.
"Memangnya kamu siapa, hah? Beraninya bicara seperti itu pada Kakek Yahya? Ingat, sekarang, keluarga Isman ada di bawah kendali beliau!" seru salah satu kerabat Kakek Yahya.
Lagi pula, Vincent memutus gaji bulanan mereka. Jadi, wajar saja kalau keluarga Isman murka.
Sorot mata Davin menajam ke arah orang yang berbicara tersebut, seolah-olah melihat orang yang akan mati.
"Minggirlah kalau kamu masih mau hidup!" Aku berdiri tegap di depan Davin, melindunginya, dan tidak mengizinkan mereka menyakitinya.
Kakek Yahya tidak peduli dengan nyawaku. Dia sengaja datang hari ini untuk memancing amarah Davin dan membuktikan apakah dia benar-benar gila.
Mereka saling mencoba untuk mengungkapkan rencana rahasia masing-masing.
Akan tetapi, aku adalah batu sandungan untuk Kakek Yahya dalam aksinya menguak siapa Davin sebenarnya.
M
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda