Bab 230
"Di ruang gawat darurat, biar kuantar kamu ke sana," katanya dengan ramah.
"Nggak perlu." Aku menoleh ke arah Davin. "Duduklah dengan baik, aku akan segera kembali."
Davin menatap Arya dengan sorot mata yang gelap. Dia ingin turun dari tempat tidur dan menemaniku.
"Dokter bilang kamu nggak boleh turun dari tempat tidur. Jadi, dengarkan kata-kata dokter." Aku melarangnya untuk ikut.
Dia sedang membuat kesalahan yang akan merugikan diri sendiri.
Tangan Davin menggenggamku erat sembari melihat Arya.
Kini, tatapan Arya makin menantang.
"Terlepas Shani atau Sanny, aku akan merebutnya darimu." Arya menatap Davin dengan sorot mata yang tajam.
Dia berjalan ke pintu, kemudian berkata, "Vincent, jika aku bisa merebutnya dari tanganmu sekali, aku juga bisa merebut dia untuk kedua kalinya."
Baru saja keluar sejenak dari ruangan, aku mendengar kegaduhan yang keras. Aku agak khawatir dan ingin kembali untuk melihat Davin, tetapi Arya berkata dengan cemas, "Kondisi Nenek sangat buruk. Dokter sudah me
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda