Bab 206
Davin menggeleng. "Nggak, tempat kematian korban selanjutnya adalah kantor polisi."
Perhitungannya tidak akan salah. "Arya nggak terlibat. Harusnya dia nggak celaka. Kecelakaan Arya murni nggak sengaja."
Arya adalah orang yang tidak bersalah.
Sepertinya, Eno melukai orang yang tidak bersalah untuk melindungi dirinya sendiri.
"Berdasarkan pertunjuk di TKP Yuna, lokasi berikutnya adalah kantor polisi." Davin terus mengulang kata yang sama, kantor polisi.
Artinya, akan terjadi sesuatu di kantor polisi.
Ben telah menemukan begitu banyak petunjuk, sehingga dia membuat setiap orang di balik semua ini terancam.
Pasti Ben yang ingin mereka singkirkan.
Aku sontak berdiri tegap sembari menatap Clara. "Ayo, ke kantor polisi," ajakku.
Tidak berguna mengawasi Arya, dokter sudah bilang untuk pasrah.
Namun, Ben tidak boleh celaka.
"Ayo." Clara mengangguk.
Davin menarik ujung bajuku seraya berujar pelan, "Shani ... kalian memercayaiku, 'kan?"
Aku terdiam. Lebih baik percaya daripada tidak.
Namun, Clar
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda