Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 5 Kalung Pertunangan Ini Aku Berikan Padamu

Dia menasihatiku dengan nada penuh perhatian, seolah-olah benar-benar peduli pada kondisiku dan anakku. Sherly memang memiliki kemampuan akting yang hebat. Jika bukan karena aku sudah tahu wajah aslinya, aku pasti tertipu oleh kepura-puraannya yang penuh kemunafikan ini. Wanita ini sebenarnya hanya khawatir jika aku memiliki anak dengan Kelvin, itu akan menyulitkan jalannya untuk mengambil posisiku. Aku tersenyum santai sambil menatapnya, lalu berujar, "Kenapa aku merasa kamu lebih cemas daripada aku? Apa kamu takut kalau aku hamil?" Ekspresi Sherly langsung berubah kaku. Dia buru-buru menjelaskan, "Kak, apa yang kamu katakan? Aku hanya khawatir pada kesehatanmu. Aku takut setelah melahirkan, nggak ada yang merawatmu dan anakmu." "Kelvin sedang sibuk sekali, mungkin dia nggak bisa mengurus kalian." Dia terus menyebutkan nama Kelvin. Tampaknya, dia jauh lebih mengenal suamiku dibanding aku sendiri. Namun, semua itu masuk akal. Mereka bekerja di perusahaan yang sama, sehingga akan menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Terlebih lagi, keduanya memang saling tertarik. Lupakan saja, aku juga tidak peduli lagi. Tanpa sadar, tanganku menyentuh kalung di leherku, lalu aku bertanya, "Untuk apa kamu datang ke sini?" "Aku ingin meminta maaf," jawab Sherly dengan wajah polos. "Aku melihat berita hangat di media sosial. Kelvin bilang kalau kalian bertengkar karena aku, jadi aku merasa bersalah. Aku ingin menjelaskan semuanya padamu." "Kemarin malam, aku bertemu dengan klien yang sulit dihadapi. Kelvin hanya mencoba membantuku keluar dari situasi itu. Karena itu dia nggak bisa kembali tepat waktu untuk merayakan ulang tahunmu." Ketika mendengar itu, aku hampir tertawa keras. Kelvin benar-benar menceritakan segalanya padanya. Pertengkaran kami baru berlangsung tadi malam, tetapi pagi ini wanita ini sudah mengetahuinya. Aku hanya tersenyum tanpa menjawab. Namun, aku memperhatikan pandangannya yang sesekali tertuju pada kalung bernama Fajar yang ada di leherku. Di matanya, terlihat jelas keinginan yang tidak bisa dia sembunyikan, meskipun dia sendiri mungkin tidak menyadarinya. Aku langsung melepaskan kalung itu, menarik tangannya, lalu meletakkan kalung itu di telapak tangannya. "Kamu sangat menyukai kalung ini, 'kan? Aku akan memberikannya padamu." Kalung ini adalah hadiah pertunangan dari Kelvin. Selama bertahun-tahun ini, aku selalu menganggap kalung ini sebagai harta yang berharga. Namun, sekarang aku tidak lagi menginginkannya. Sherly tahu betapa aku sangat menghargai kalung ini. Saat aku melepasnya, air mata langsung mengalir dari matanya tanpa peringatan. Dia berkata dengan suara bergetar, "Kak, jangan bersikap seperti ini. Aku dan Kelvin benar-benar nggak ada hubungan apa-apa. Jangan salah paham. Terlebih lagi sampai memberikan barang berharga seperti ini untuk mengujiku." "Kamu tahu kalau aku selalu menganggapmu seperti kakak kandungku. Bagaimana mungkin aku punya pikiran yang nggak seharusnya pada suamimu?" "Kita sudah lama bersaudara, apa kamu masih nggak percaya padaku?" Meskipun Sherly mengatakan ini, jemarinya tampak mencengkeram kalung itu dengan begitu erat, seolah menahan emosi yang meluap di dalam dirinya. Aku tersenyum simpul sembari berkata, "Tentu saja aku percaya padamu. Memberikan kalung ini padamu bukan untuk menguji apa pun. Kamu jangan terlalu banyak berpikir." "Aku hanya nggak lagi menyukai kalung ini. Jadi, aku akan memberikannya padamu. Kalau kamu nggak suka, lupakan saja. Aku bisa memberikannya pada orang lain." Setelah berkata demikian, aku mengulurkan tangan, berpura-pura akan mengambilnya kembali. Namun, Sherly dengan cepat menarik tangannya menjauh. "Mana bisa begitu? Barang berharga seperti ini nggak bisa diberikan secara sembarangan. Biar aku saja yang menyimpannya untukmu." "Kalau suatu saat nanti kamu menginginkannya lagi, aku bisa mengembalikannya." Pandangan mataku tertuju pada buku-buku jarinya yang memutih karena mencengkeram terlalu kuat. Senyum di sudut bibirku jadi makin lebar. Semua yang aku katakan tadi memang sengaja untuk membuat Sherly merasa tidak nyaman. Karena di kehidupan sebelumnya, Sherly pernah menuduhku membuang barang-barang yang tidak aku inginkan kepadanya, seolah memperlakukannya seperti pengemis.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.