Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1 Lahir Kembali, Ayo Kita Cerai

Pada hari mantan suamiku menikah dengan adik angkatku, aku melompat dari gedung untuk mengakhiri hidupku. Aku telah mencintai Kelvin Wijaya selama sepuluh tahun. Setelah menikah, aku meninggalkan karierku untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Ini hanya karena pria itu mengatakan bahwa dia menyukai perempuan yang pandai mengurus keluarga. Namun, dia malah jatuh cinta pada adik angkatku yang fisiknya lemah, tetapi giat bekerja. Dia berkata, "Wanita yang serius bekerja adalah yang paling cantik." Dia lupa bahwa sebelum menikah, aku sudah menjadi desainer terkenal. Semua usahaku untuk menyelamatkan pernikahan kami dianggap sebagai tindakan licik oleh pria itu. Demi memaksaku untuk bercerai, dia bahkan tega menghancurkan keluargaku! Di saat penuh keputusasaan, aku melompat dari atap rumah sakit jiwa. Ketika membuka mata lagi, aku sudah terlahir kembali. Di kehidupan ini, aku bersumpah tidak akan terjebak dengan Kelvin lagi. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Namun, setelah kami sepakat bercerai, Kelvin yang dulu sangat membenciku itu malah berlutut memohon agar aku kembali. Di hadapannya, aku dengan santai memeluk musuh bebuyutannya .... ... Ketika membuka mata lagi, tubuhku yang jatuh ke tanah masih terasa sakit hingga ke tulang. Namun, lingkungan ruang makan yang familier, serta hidangan makan malam di depanku membuatku kebingungan. Apakah aku tidak mati? Dengan sekuat tenaga, aku mengendalikan tubuhku yang gemetaran, memeriksa waktu di layar ponselku. Baru pada saat inilah aku yakin bahwa aku telah terlahir kembali. Hari ini adalah ulang tahunku yang ke-26. Saat ini, Kelvin dan Sherly masih berada di tahap saling mendekati. Pria itu masih belum menghancurkan keluargaku, aku belum kehilangan anakku, serta belum dipaksa masuk ke rumah sakit jiwa. Aku masih punya kesempatan untuk mengubah semuanya! "Kelvin, ayo kita bercerai saja." Pesan itu aku kirimkan saat waktu menunjukkan pukul 12 malam lebih. Namun, pria yang berjanji akan pulang lebih awal untuk merayakan ulang tahunku itu tidak kunjung terlihat. Sebaliknya, berita hangat di ponselku mengatakan bahwa CEO Grup Wijaya marah besar hingga terlibat perkelahian di bar demi seorang wanita cantik. Wanita yang dia lindungi dalam pelukannya adalah adik angkatku, Sherly Sunardi. Aku dan Kelvin adalah teman masa kecil. Kami tidak hanya memiliki janji pernikahan sejak kecil, tetapi juga hubungan cinta yang telah lama terjalin. Namun, aku tidak menyangka, hanya karena satu tarian dari Sherly di pernikahan kami, dia langsung terpikat oleh Sherly. Bahkan kakak kandungku juga selalu mendukung Sherly untuk menjatuhkanku karena cinta butanya pada wanita itu. Dia bahkan bertengkar dengan Kelvin demi Sherly. Hingga akhirnya dia kalah, menanggung utang yang banyak, lalu terbaring koma. Di kehidupanku sebelumnya, aku yang penuh amarah langsung ke bar setelah melihat berita hangat itu. Aku dan Kelvin bertengkar hebat, bahkan aku juga memukul Sherly. Kelvin mengatakan aku bersikap tidak masuk akal. Dia dan kakakku bahkan memaksaku meminta maaf kepada Sherly. Aku yang keras kepala tentu saja menolak. Akibatnya, semuanya jadi makin memburuk. Hubunganku dengan Kelvin pun makin retak. Namun, karena aku bisa kembali ke kehidupan ini, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Tidak akan aku biarkan pria yang tidak mencintaiku ini tinggal dalam hidupku! Aku bangkit dari tempat duduk dengan tubuhku yang kaku. Semua masakan yang aku persiapkan dengan susah payah sepanjang sore kubuang begitu saja. Setelah mandi, aku langsung naik ke tempat tidur untuk tidur. Saat aku sedang tidur, tiba-tiba aku terbangun oleh sentuhan tangan besar di tubuhku. Aku membuka mata dengan bingung, melihat Kelvin yang bertelanjang dada di atas tubuhku. Dia tampak menekan tubuhku dengan wajah penuh gairah. Begitu melihatku terbangun, dia menundukkan kepala untuk menciumku. Kenangan tentang semua perbuatannya di kehidupan sebelumnya melintas di kepalaku. Rasa muak muncul di hatiku, membuatku tanpa sadar memalingkan wajah untuk menghindar. Biasanya, aku yang akan memulai setiap keintiman di antara kami. Ini pertama kalinya aku menghindari pria ini. Kelvin mengerutkan kening, mencengkeram daguku, memaksaku menoleh ke arahnya. Dia tampaknya menyadari ada sesuatu yang aneh dalam emosiku, tetapi dia hanya bertanya dengan santai, "Ada apa denganmu? Siapa lagi yang membuatmu kesal?" Pria ini gagal menepati janjinya untuk merayakan ulang tahunku, lalu masuk berita hangat bersama dengan Sherly. Sekarang, dia masih bertanya kenapa aku merasa kesal? Aku tidak percaya dia tidak tahu alasan kemarahanku. Namun, jelas dia tidak peduli. Pemuda yang dulu selalu berusaha membuatku bahagia, meski aku hanya mengerutkan kening sedikit saja, sekarang sudah lama menghilang. Aku menenangkan diri, mendorongnya menjauh, lalu duduk di tempat tidur sambil tetap menjaga jarak darinya. Aku tidak tahu apakah dia melihat pesanku atau tidak, tetapi aku dengan serius berkata, "Kita bercerai saja." Kelvin jelas tampak terkejut. Keningnya langsung berkerut dalam. "Hanya karena aku nggak segera pulang untuk merayakan ulang tahunmu?" Sebelum aku sempat menjawab, dia menghela napas untuk menjelaskan, "Sherly diganggu di bar, aku hanya menolongnya. Itu sebabnya aku pulang terlambat. Aku sudah kembali sekarang, 'kan? Jangan berpikir yang aneh-aneh." "Hehe, aku berpikir yang aneh-aneh?" Aku tertawa dingin, tak bisa menahan diri untuk berkata, "Berita tentangmu yang berkelahi demi dia sudah menjadi berita hangat sejak jam delapan malam. Sekarang sudah hampir pagi!" "Lagi pula, ini bukan pertama kalinya. Beberapa hari lalu kalian berdua juga terlibat dalam gosip, 'kan?" Kelvin tidak merasa bersalah sedikit pun. Sebaliknya, dia mengerutkan kening dengan kesal, lalu berujar, "Kamu tahu sendiri kalau para wartawan itu suka membuat cerita tak berdasar." "Sherly itu adikmu. Mana mungkin aku punya hubungan seperti itu dengannya? Jangan berpikiran sempit." "Kejadian beberapa hari lalu adalah karena Sherly bekerja terlalu keras sampai radang usus buntunya kambuh. Dia kesakitan sampai nggak bisa berjalan. Jadi, aku membawanya ke rumah sakit. Aku nggak tahu akan ada yang mengambil foto kami."
Bab Sebelumnya
1/100Bab selanjutnya

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.