Bab 792 Kehangatan yang Tertunda
“Aku belum makan,” jawab Maura dengan lembut. Setelah melihat Gaston punya pacar baru, dia merasa tidak nafsu makan.
Nenek Maura masuk ke dalam dapur.
Maura mengikutinya dengan patuh dan berdiri di depan pintu dapur sambil mengamati sang nenek.
Dia sering memikirkan semua orang yang ada di rumah saat berada di luar, terutama saat duduk di dekat jendela dan melihat bulan. Dia merasa sangat rindu.
Dulu, dia tidak pernah mengerti apa arti ungkapan “bulan di kampung halaman lebih terang.” Namun, saat terjebak bersama Alif, dia baru merasakan betapa dalamnya rasa rindu akan kampung halaman itu.
Nenek Maura membuatkan Maura mi ayam dan dua telur.
Saat duduk di meja makan, Maura langsung menyantapnya dengan lahap hingga matanya terasa pedih.
Melihat kondisi tersebut, Nenek Maura merasa sedih. Enam bulan yang lalu, semuanya berjalan baik-baik saja. Dia memiliki Gaston di sisinya, keluarga yang harmonis, dan sahabat yang juga menemukan pasangan yang cocok.
Namun, tiba-tiba saja dia pergi tanpa
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda