Bab 45 Kecelakaan
Zack kembali ke nada bicaranya yang dingin.
Di tengah embusan angin dingin, Zack menyipitkan matanya dan bertanya, "Kenapa kamu masih di sini dan belum pergi?"
Tubuh Jessica tertiup angin dan ujung hidungnya agak merah. Dia mengangkat kepalanya dan mengulurkan tangannya ke Zack sambil menyahut, "Pinjamkan padaku kunci mobilmu."
Nada bicaranya sangat yakin.
Zack meliriknya dan menyadari bahwa daerah sekitarnya terpencil dan tidak akan ada taksi yang mau datang.
Pantas saja dia masih berlama-lama di sini setelah sekian lama menunggu.
Zack menunduk, menatap mata Jessica yang merah dan bengkak. Kemudian, dia menepis tangannya begitu saja.
Zack bertanya dengan acuh tak acuh, "Bukannya kamu naik taksi?"
Saat berbicara, tubuh Zack berdiri tegak, mengalihkan pandangan dari wajah Jessica yang agak muram. Zack hanya menatap tanpa ekspresi ke tempat yang luas di depannya.
Tanah yang menghubungkan rumah duka dan kuburan terletak di tengah lereng gunung. Ketika melihat ke kejauhan, akan terasa sang
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda