Bab 19
Pernikahanku dengan Johan diadakan pada tahun berikutnya.
Sesuai janji saat masih muda, Intan menjadi pengiring pengantin wanitaku.
Aku tidak memberi tahu kabar pernikahanku kepada keluarga dan teman-teman di Kota Santera.
Entah bagaimana caranya kabar pernikahanku sampai di telinga mereka.
Pada hari pernikahanku, ayahku dan Haris juga datang.
Johan datang menanyakan pendapatku.
Perias sedang merias wajahku. Aku mengangkat wajahku tanpa sadar. Aku melihat bayanganku bersama calon suamiku di cermin.
Riasan pengantin sedikit lebih tebal, jadi aku terlihat berbeda dari biasanya dari cermin.
Mirip seperti bunga-bunga begonia yang ditanam Johan di rumah kami.
Bunga-bunga begonia mekar dengan malu-malu, tetapi cantik dan memikat.
Johan mengenakan setelan jas pengantin berwarna hitam, dia tampak makin tampan.
Kami saling memandang dan tersenyum.
"Aku nggak mau bertemu mereka."
Johan mengangguk. "Oke, aku akan menyuruh orang mengusir mereka."
"Oke."
Mereka sudah menjadi masa laluku. Aku tidak
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda