Bab 11
"Chelsea, kita sudah lama nggak ketemu."
Johan menatapku lekat-lekat, kemudian bersulang denganku.
Setelah minum, aku duduk kembali.
Intan menarik lengan bajuku. Sambil mengedipkan mata padaku, dia berkata, "Aku curiga sama kalian berdua."
"Cu ... curiga apa?"
"Johan terus menatapmu sejak masuk ruangan."
"Kamu salah lihat, Intan."
"Aku ini orangnya peka. Kalau ada gelagat aneh dari pria dan wanita, aku pasti bisa merasakannya."
Aku mengatupkan bibir. Jantungku berdebar sangat keras.
Setelah lulus kuliah, aku pergi ke Kota Santera bersama Haris.
Sejak itu, aku tidak pernah bertemu lagi dengan Johan.
Selain memberi ucapan di hari perayaan melalui WhatsApp, kami tidak pernah kontak.
Hingga belum lama ini, Haris memutuskan untuk mengejar Elsa secara terang-terangan.
Johan tiba-tiba menghubungiku.
Sampai sekarang, kami hanya berkomunikasi lewat telepon beberapa kali saja.
Sejak aku menerima lamaran Kak Johan, ini pertama kalinya kami bertemu.
Kami bahkan belum pernah bergandengan tangan, te
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda