Bab 63
Danang menerjang ke arah Ana.
Ana sibuk menghindar dengan tergesa-gesa, wajahnya pucat karena ketakutan.
Danang juga tidak terburu-buru. Dia bermain permainan kucing dan tikus dengan Ana sambil tertawa dengan bangga.
"Bu Ana, kamu nggak akan bisa lari dariku, kemarilah dengan patuh."
Danang sekali lagi menyerang, Ana sudah terdesak ke sudut taman hingga tidak ada jalan mundur.
"Nggak ada tempat buat lari, 'kan? Awalnya aku ingin membunuh pria itu kemudian bercinta denganmu. Tapi anak itu penakut sampai nggak berani datang begini. Jadi, malam ini kita akan menghabiskan malam menyenangkan bersama."
Danang menggosok tangannya dengan tatapan mesum, air liurnya juga menetes.
Ana yang melihat situasi pun merasa mual ingin muntah.
Dia merasa sangat menyesal saat ini. Berhubungan seks dengan Adriel setidaknya dia tidak merasa jijik, bahkan menikmatinya.
Sedangkan orang di depannya ini, Ana tidak ingin disentuh olehnya sampai mati.
"Tania sialan, orang macam apa yang dia carikan untukku!"
Ana t
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda