Bab 582
"Aku, aku sedang pijat ... " jawab Alliya yang merasa marah dan kesal. Dia hampir tidak bisa menahannya.
Perkataan Alliya justru membuat Adriel makin bersemangat. Adriel menahan diri untuk tidak berteriak dengan menggigit bibirnya.
"Kak Alliya, apa kamu dan Adriel sedang ... "
"Nggak! Ahh!"
"Kak Alliya ... "
Begitu memahami apa yang terjadi, Elisa langsung merasa sedih. Semua yang dilakukan Alliya adalah demi keluarganya sendiri. Dia bahkan disiksa lagi oleh Adriel yang berengsek itu!
"Elisa, sudah dulu, ya. Nanti setelah kamu datang, temani aku minum secangkir kopi dan jalan-jalan, ya! Nanti, aku kirimkan alamatnya kepadamu."
"Oke," jawab Elisa.
Sementara itu, di kamar mandi vila keluarga Herman. Setelah menutup ponselnya, Elisa tetap memegang erat ponselnya. Dia berkata dengan penuh rasa iba, "Kak Alliya, pengorbananmu terlalu besar ... "
Demi keluarganya, Alliya rela disakiti Adriel sampai seperti ini. Bahkan, dia harus sedia setiap saat untuk memuaskan Adriel.
Apa bedanya dengan pe
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda