Bab 368
Pak Yanto memiliki postur seperti burung walet, tidak tercemar asap dan mendarat dengan ringan.
Sementara itu, Adriel pucat, bibirnya berdarah, kedua tangannya gemetar, karena lehernya sudah tercekik oleh tangan kurus dari Pak Yanto!
"Ternyata tidak mati? Teknik apa yang kamu pelajari?" tanya Yanto.
Pak Yanto terkejut, menurut dugaannya, pukulan ini seharusnya langsung membunuh Adriel, tetapi siapa sangka Adriel justru berhasil menahan pukulan tersebut.
Yanto merasa penasaran dan langsung mengunci Adriel untuk mempelajarinya dengan baik.
"Adriel!"
Aurel berteriak dengan keras dan air matanya mengalir. Dia ingin menghampiri, tetapi dia ditahan oleh Andrian dengan kuat.
"Aurel, pikirkanlah aku, juga pikirkanlah seluruh keluarga kita! Jangan pergi mengorbankan diri! Itu adalah keluarga Gunawan, satu jari saja bisa menghancurkan kita semua, bahkan Bu Yudhistira juga memilih untuk mundur. Apakah kamu masih nggak mengerti situasi ini?" ujar Andrian dengan ekspresi sedih.
Meskipun Andrian sud
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda