Bab 347
Elisa sudah menganggap Alliya seperti kakaknya sendiri dan tidak malu-malu lagi dalam berbicara. Mengobrol tentang kehidupan seks adalah hal yang biasa bagi sahabat.
Elisa terkejut sambil menutup mulutnya, "Bukankah kamu bilang hampir saja kamu mati? Jadi, itu enak atau nggak?"
Alliya berbisik di telinga Elisa, "Rasanya enak sekali sampai aku hampir mati. Kamu hanya akan mengerti rasanya setelah mencobanya sendiri. Baiklah, aku pergi dulu. Kamu jaga Benny baik-baik."
Mendengar kata-kata itu, wajah Elisa seketika memerah. Muncul pikiran yang sulit untuk ditahan di dalam hatinya.
"Benar-benar seenak itu?" gumam Elisa. Dia tanpa sadar berjalan ke pintu tangga darurat. Sirkulasi udara di sana tidak baik dan samar-samar tercium aroma aneh.
"Mereka berdua berani sekali. Bisa-bisanya melakukan itu di sini selama lebih dari satu jam. Apa mereka nggak takut akan terlihat oleh orang lain?" pikir Elisa dalam hati. Dia tiba-tiba teringat adegan yang baru saja dia lihat diam-diam. Dia merasa malu,
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda