Bab 281
Elisa tersadar dan langsung mengeluarkan ponselnya untuk menelepon bantuan kepada seseorang.
"Kalau kamu berani menelepon, aku akan membunuhnya sekarang juga," ucap Adriel.
Adriel tidaklah bodoh. Walaupun dia tidak begitu takut pada Joshua, tetapi itu tidak berarti Adriel ingin bertentangan langsung dengannya saat ini.
Menghadapi ancaman Adriel, meskipun Elisa sudah mengeluarkan ponselnya, dia benar-benar tidak berani menelepon. Elisa hanya bisa berdiri di tempat dengan bingung.
Harus diakui bahwa Benny sialan adalah orang yang pandai. Dia memiliki seorang istri yang cantik, terutama saat dia yang terlihat bingung seperti sekarang ini lumayan menggemaskan.
"Suamiku ... aku ... harus bagaimana?" tanya Elisa.
Kini Elisa benar-benar kehilangan ide.
Meskipun Benny sedang marah dan kehilangan akal sehat, dia segera tenang kembali.
Dia menyadari bahwa saat ini nyawanya ada di tangan orang lain dan dia harus menahan diri.
Orang ini berani menghajarnya hingga cacat, itu menunjukkan bahwa dia a
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda