Bab 172
Thomas kesakitan hingga bercucuran keringat dan wajahnya pucat. Sementara itu, Adriel sudah mencengkam sisi bahunya yang lain.
Thomas hampir terkencing karena ketakutan. Jika kedua bahunya remuk, dia benar-benar akan menjadi orang tidak berguna.
"Adriel, aku mohon, ampunilah aku. Lepaskan aku. Aku jamin nggak akan berani mencari masalah denganmu lagi."
"Bukannya kamu tadi masih berteriak ingin menginjak-injak , mempermalukan, dan memukulku hingga setengah mati? Sekarang, aku baru melumpuhkan satu lenganmu saja, tapi kamu sudah nggak tahan?" ucap Adriel dengan nada dingin.
"Apa pun yang ingin kamu lakukan padaku, akan aku balas satu per satu. Ini baru disebut adil."
"Aku mengaku salah! Maaf, aku mengaku salah! Aku tadi terlalu nggak tahu diri dan berbicara terlalu keras."
"Adriel, aku akan bersujud kepadamu. Anggap saja aku seperti angin lalu dan lepaskanlah aku."
Tanpa memedulikan rasa sakit dari lengan kirinya yang remuk, Thomas segera bersujud kepada Adriel dan tidak berani berhenti
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda