Bab 1461
Delvin bersujud berulang kali, dahinya membentur lantai dengan suara nyaring.
Namun, Luiz hanya berkata dengan datar, "Sampaikan ke keluargamu, kamu akan pergi dinas ke luar kota."
Dinas keluar kota? Untuk menebus dosa?
Delvin hampir saja menangis bahagia. Kalau hanya itu hukumannya, setidaknya nyawanya selamat!
Dia langsung bergegas keluar, meminjam ponsel dari orang di luar, lalu kembali menutup pintu. Di depan Luiz, dia dengan patuh menelepon keluarganya satu per satu, melaporkan "tugas dinas"-nya.
Selesai menelepon, dia kembali bertanya dengan hati-hati, "Boleh tahu aku akan dikirim ke mana?"
Luiz menatapnya sekilas, lalu menjawab dengan santai, "Ke neraka."
Plak!
Sebelum Delvin bisa merespons, sebuah tamparan melayang. Tubuhnya bergetar hebat, darah mengalir dari tujuh lubang di wajahnya.
Hingga saat napas terakhirnya, mata Delvin masih dipenuhi ketakutan bercampur kebingungan.
Luiz kemudian mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya. Saat tutupnya dibuka, terdengar suara mendes
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda