Bab 1460
Pria paruh baya itu hanya melirik ke arah Harriet dengan senyuman penuh kasih di sudut bibirnya. Suaranya dalam, tetapi ramah, seperti sedang membujuk anak kecil. Dia berkata, "Nona, sudah cukup main-mainnya. Saatnya pulang, keluarga masih menunggu kamu makan malam."
Seolah baginya, mengalahkan seorang tetua keluarga Janita hanyalah hal sepele dibanding memastikan Harriet makan tepat waktu.
"Aku sudah makan!" Harriet berusaha menyangkal, sambil mengusap perutnya dengan canggung. Lalu, dia langsung menunjuk ke arah Delvin dan mengadu, "Aku cuma makan di rumahnya sekali! Tapi dia bilang aku nggak punya sopan santun dan menyuruh keluargaku sujud minta maaf!"
"Oh?"
Pria paruh baya itu mengangkat alis, lalu memandang Delvin dengan tatapan serius. Dia bertanya dengan suara tenang, "Benarkah begitu?"
Saat berdiri di depan Harriet, dia tampak seperti petani biasa, tanpa sedikit pun aura hebat.
Namun, begitu dia melontarkan pertanyaan itu, intonasinya sedikit naik. Hawa dingin yang tajam seolah
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda