Bab 108
Penampilan Lisa memang sangat memukau dan lebih berkelas jika dipadukan dengan kalung berlian biru itu.
Wiryo sudah tidak sabar. Dia langsung memeluk Lisa dan ingin menciumnya. Namun, Lisa mengelakkan kepalanya.
"Pak Wiryo, jangan begitu."
Lisa mendorong Wiryo. Dalam hatinya masih saja merasa tidak nyaman dan tidak ingin menjual tubuhnya sendiri.
"Kenapa? Kamu menyesal?" ucap Wiryo dengan wajah yang tidak senang.
Lisa melepaskan kalung dilehernya dan berkata, "Aku … aku belum mandi."
Wiryo tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, cepat kamu mandi. Aku akan menunggumu."
Lisa bergegas masuk ke kamar mandi. Dia bersandar di pintu dan memejamkan matanya. Dia tidak bisa menenangkan dirinya dalam waktu lama.
Meskipun Lisa sudah mempersiapkan mental, tetap ada sebuah rintangan di hatinya yang sulit untuk diatasi.
Setelah lama menenangkan diri, Lisa baru melepas pakaiannya dan membuka keran air untuk mulai mandi.
Namun, begitu terpikir bahwa dirinya akan ditindih di bawah tubuh Wiryo si pria tua
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda