Bab 59
Ternyata di mata orang lain, Henry, memiliki citra sebagai pria yang penuh kasih, sementara dirinya, "wanita materialistis yang tak punya perasaan"?
Sungguh menarik.
Carina meletakkan semangka di tangannya, perlahan mengelap tangannya, dan senyum sinis terukir di sudut bibirnya.
"Betapa sayangnya kemampuan berimajinasi kalian, kenapa tak digunakan untuk menulis novel saja. Aku memang nggak punya kebiasaan publikasikan kehidupan pribadiku, jadi aku tak bisa kasih keterangan lebih lanjut."
"Tapi, mengenai dugaan kalian tentang suka pada uang dan membenci kemiskinan, aku rasa perlu kujelaskan. Kalau aku memang begitu, kalian semua hari ini pasti tak akan bisa bertemu denganku."
Para hadirin tertegun.
Orang-orang yang sebelumnya bicara sinis kini terdiam. Meskipun di dalam hati mereka masih kesal, mereka tak bisa membantah.
Meskipun keluarga mereka tidak kekurangan uang, kalau dibandingkan dengan Keluarga Senjaya, mereka hanyalah sosok kecil yang tidak berpengaruh dalam masyarakat. Mereka

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda