Pengaruh Alkohol
“Aku boleh pesan wine?” bisik Val sembari mencondongkan badannya ke depan.
Seketika Ken mendelik, “Pesanlah menu sesuai usiamu,” sambar lelaki itu seraya menutup buku menu dan memanggil seorang pelayan.
Sedangkan Val hanya mencebik. Kalau dia di suruh pesan sesuai umur, kenapa Ken tidak mengajaknya ke McD saja tadi? Kenapa harus ke restoran mewah seperti ini? Val berani berkata seperti itu karna dia melihat meja pengunjung lain, banyak yang memesan wine. Tak terkecuali Ken, lelaki itu juga pesan minuman berwarna merah darah tersebut.
“Kenapa aku nggak boleh pesan wine?” tanya Val masih belum menyerah.
“Bukan nggak boleh. Nanti, tunggu umurmu dua puluh,” sahut Ken dengan wajah serius.
Lagi-lagi Val mencebik. “Kamu nggak takut ngajak aku makan di sini?”
“Takut apa?”
“Ya … siapa tau ada rekan kerjamu yang melihat. Kalau mereka tanya, kamu mau jawab apa?”
Ken terdiam, lalu menopang dagunya dengan tenang. “Aku tidak akan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan privasiku.”
“Oh ya? Kalau
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda