Hai, Cantik
“Akhir-akhir ini wajahmu terlihat cerah. Apa ada hal baik yang terjadi?” tanya Hesti pada Susan, saat mereka sedang mengobrol di cafeteria rumah sakit, saat jam makan siang.
Susan mengangguk pelan. “Ini karna Valerie.”
“Valerie?” ulang Hesti sambil mengaduk minumannya. “Bagaimana kabar anak cantik itu?”
“Syukurlah dia baik. Keadaannya jauuuh lebih baik di bandingkan dulu. Sekarang dia sedang sibuk kuliah dan melukis.”
“Oh ya?” kedua alis Hesti terangkat naik dan senyumnya mengembang lebar. “Sepertinya Val memang tidak ingin menjadi dokter seperti impianmu dulu ya.”
Susan mengangguk. “Iya, benar. Sampai sekarang aku masih menyesal karna pernah memaksa dia kuliah kedokteran setelah lulus sekolah. Aku juga yang selalu mendikte semua aktivitasnya. Dulu, aku terlalu keras padanya,” sesal Susan dengan wajah tertunduk sedih.
Hesti yang melihat temannya berwajah mendung spontan mengusap punggung tangan Susan, “Tapi sekarang dia bahagia, kan?”
“Dia bahagia karna bisa menjalani impiannya dan hid
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda