Berapa Kamu Mau Bayar
“Sel, udah bangun belum?”
“Beluuum!” sahut Sely dengan suara serak khas bangun tidur. “Jam berapa sih ini? Gila ya kamu, aku masih ngantuk banget, Ed. Bisa nanti aja nggak telponnya,” geram Sely dengan mata terpejam. Sebelah tangannya menarik selimut hingga menutupi dada.
“Bangun dong, sayang. Temenin aku, yuk.”
“Ogah! Kamu nggak tau ini hari apa? Aku habis lembur semalam, jangan aneh-aneh deh. Udah ya, aku matiin telponnya.”
“Hei, jangan dong. Ini aku udah di lift.”
“Lift apaan?”
“Lift apartemen kamu.”
“Oh, damn! Ngapaiiiin?!” pekik Sely kesal, namun hal itu malah membuat Edwin terkikik geli.
“Mau ngajakin kamu jalan.”
“Noo … aku mau tidur sampai siang,” gerutu Sely yang berguling-guling kesal karna hari liburnya harus di ganggu oleh Edwin.
“Aku masuk sekarang, ya?”
“Edwin!! Don’t you even try!!” teriaknya, namun terlambat, karna sambungan telponnya sudah dimatikan oleh lelaki itu. “Oh, sial!” geram Sely sambil menarik selimutnya hingga menutup kepala.
Sesaat kemudian ia mendengar bun
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda