Bab 891
Bram tersentak hebat, tubuhnya terhuyung dan jatuh ke tanah. Seluruh badannya mati rasa, membuatnya kesulitan berdiri.
"Bertahanlah, Bro. Rebahan dulu sebentar. Alat ini nggak akan bikin cedera serius," ucap Michael.
Dengan senyum penuh kemenangan, Michael menatap Bram sembari menimang pistol setrum di tangannya. "Kalian, dari kediaman Tanuwijaya, terlalu gila kemampuannya. Kalau aku nggak pakai trik curang ala dunia bawah begini, mana mungkin bisa tembus benteng pertahanan kalian."
"Sialan! Dasar pengecut!" Bram menatapnya penuh amarah, seolah-olah sudah bisa mengoyak Michael dengan tatapan itu!
"Heh, demi satu-satunya sahabat terbaikku, aku rela bersikap pengecut," jawab Michael dengan santai, mengangkat bahunya tanpa beban.
Sementara itu, Steven berlari sekuat tenaga ke kamar rawat Clarine. Namun, langkahnya terhenti ketika Sara berdiri menghalanginya.
"Aku ingin bertemu kakakmu," kata Steven dengan suara rendahnya, menatap wajah Sara yang pucat. Keringat membanjiri wajah lelahnya.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda