Bab 890
Seiring jalannya waktu, sikapnya perlahan berubah usai melewati begitu banyak hal.
Entah sudah berapa lama berlalu, Sara seketika terbangun.
Sara langsung menegakkan duduknya, lalu melamun menatap ke depan seraya mengusap sudut bibirnya yang basah oleh air liur.
"Kenapa bangun? Tidur lagi saja." Lantas, Bram melirik wajah imut nan polos milik Sara, agak sulit untuk menahan tawa.
Persis layaknya Clarine waktu kecil.
"Maaf, Kak Bram!"
Sara langsung panik. Melihat air liurnya masih menetes di bahu Bram, dia malu hingga wajahnya bersemu semerah buah persik. "Aku, aku mengotori bajumu ... aku akan mencucinya! Maaf!"
Melihat Sara begitu panik, Bram agak kasihan pada adik termuda di keluarga ini.
Sebagai kakak, mereka selalu memanjakan Clarine, berpikir bahwa anak bungsu di keluarga adalah Clarine.
Tidak disangka-sangka, Sara adalah anak termuda dan paling perlu perhatian, tetapi sering kali diabaikan oleh mereka.
"Nggak apa-apa, bukan masalah."
Bram tersenyum lembut bagai seorang kakak, kemu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda