Bab 849
Andai dia tahu bahwa orang yang sedang berbicara dengannya saat ini adalah putra kedua dari Rafael, kakak Clarine, dia mungkin akan menyesali perbuatannya. Benar-benar akan sangat menyesalinya.
"Kamu nggak perlu koar-koar di sini denganku. Kalau sampai berani menyentuh Wendy lagi, kamu lihat saja nanti apakah aku akan menghajarmu atau nggak." Gerry kemudian menyeringai sambil mendongakkan dagunya.
Mengenai sikap arogan, siapa lagi yang mampu bertingkah lebih sombong dibanding keluarga Tanuwijaya?
"Kamu … kamu!"
Candra sangat marah hingga matanya merah padam, kemudian dia berteriak, "Siapa kamu ini sebenarnya?"
Gerry menelan ludah. Entah dari mana keberaniannya muncul, tiba-tiba dia meraih bahu ringkih Wendy dengan tangan besarnya, dan langsung menariknya ke dalam pelukannya.
Wendy terkejut tak sempat menolak. Alhasil, dia langsung terjatuh ke dalam pelukannya. Untuk sesaat, dia tidak berani bergerak karena hatinya terasa sangat kacau.
"Aku pacarnya Wendy."
Setelah mengatakannya, Gerry
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda