Bab 808
Memasuki waktu tengah malam.
Clarine merasa nyaman usai berendam air hangat, memakai piama sutra merah muda, kemudian membungkus rambut hitamnya menggunakan handuk. Dia berjalan menuruni tangga seraya bersenandung kecil. Wajahnya tampak segar dan merona.
Meskipun segala hal yang terjadi akhir-akhir ini membuatnya gelisah dan tidak ada yang patut disyukuri, Clarine tahu, keberuntungan dan kesialan justru saling berdampingan. Kesialan mustahil untuk diam di kehidupan seseorang selamanya.
Terlebih lagi, dia adalah putri keluarga Tanuwijaya. Tidak ada yang sulit untuk diraih sang putri. Kalau dia ingin menjadi presiden, pasti akan mendapat cara untuk mencapainya.
Namun, ...
Pria itu.
Clarine merasa napasnya sesak saat memikirkan hal ini.
Dia berpikir, Steven benar-benar mencintainya. Sekalipun terpendam di lubuk hati, wanita itu sudah mulai kesulitan menahan diri untuk mendekati serta menerimanya.
Pada kenyataannya, Steven malah mendapat tamparan keras.
Pria memang seorang pembohong ulung

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda