Bab 545
Sara, yang tadinya sudah agak mabuk, tiba-tiba tersentak sadar saat merasakan pelukan hangat Ariel.
Kini, wajahnya yang manis, telinga, hingga leher jenjangnya yang putih mulus telah dihiasi semburat merah jambu.
"Nona Sara, hati-hati."
Melihat Sara yang tidak bisa berdiri tegak, Ariel mengira bahwa gadis itu memang sudah mabuk. Tanpa pikir panjang, dia segera menariknya lebih dekat, merengkuh pinggang rampingnya lebih erat.
Seketika, tenggorokan Ariel terasa kering. Jantungnya berdegap kencang.
Pinggang Sara yang ramping dan lembut itu terasa sangat pas di tangannya, membuat Ariel terhenyak. Dia tak bisa menahan diri untuk menghela napas dalam hati.
Meski begitu, Ariel adalah pria baik. Dia bukanlah tipe yang mudah terperangkap godaan kecantikan. Karena itu, dia refleks menahan diri, sampai-sampai wajah tampannya pun tetap terlihat tenang.
"Ariel, antar pulang adikku saja malam ini!"
Clarine memang wanita yang perhatian. Namun, karena terlalu santai dengan orang terdekat, dia belum me
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda