Bab 498
"Nona Clarine, lama tidak berjumpa!" Bambang dan istrinya pun mendekat, kemudian menyapanya dengan sopan.
"Paman Bambang, nggak perlu sungkan begitu. Panggil Clarine saja seperti biasanya," balas Clarine dengan senyuman hangat, sama sekali tidak menunjukkan sikap angkuh bak putri dari keluarga kaya.
"Waktu itu, kamu masih kecil, lho. Beda dengan sekarang, kamu sudah menjadi manajer sekaligus atasan kami di Grup Tanuwijaya."
Bambang menyadari bahwa Clarine menjadi sosok yang sangat berpengaruh dan berpotensi menjadi penerus dari perusahaan milik Rafael sekarang. Karena itu, dia sangat berhati-hati saat berbincang dengannya.
Andre merasa sikap sang ayah yang terlalu merendahkan dirinya sangatlah memalukan, sehingga dia tidak dapat menahan diri untuk mengejeknya.
Mungkinkah keluarga Herta harus hidup di balik bayang-bayang keluarga Tanuwijaya seumur hidup?
Apakah hanya orang-orang tertentu yang lahir sebagai pemimpin? Bukankah semua orang punya kesempatan yang sama, ya?
Melihat Bambang te
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda