Bab 260
Steven keluar dari ruang kerja dengan wajah pucat. Dadanya terasa sangat sesak hingga hampir meledak.
Dia menyadari bahwa Clarine seperti bekas luka yang terbakar di dadanya, dia tidak berani menyentuhnya. Disentuh sedikit saja, rasanya sakit seolah-olah memutuskan semua urat saraf dalam tubuhnya dan membuat tulang-tulangnya hancur berantakan.
Namun, yang membuatnya tidak berani mengingat lebih jauh tentang Clarine adalah fakta bahwa Clarine pernah mencintainya.
Steven memiliki kepribadian yang tangguh. Dia pernah mengalami masa kecil yang sulit dan menderita kemiskinan, bahkan sering kali tidak memiliki makanan yang cukup. Namun, dia tidak pernah merendahkan diri atau memohon belas kasihan.
Dia dan Clarine adalah penjudi yang telah mempertaruhkan segalanya di meja judi, hanya saja yang mereka pertaruhkan bukanlah uang, melainkan harga diri.
Dia tidak akan pernah mengakui bahwa dia adalah pihak yang kalah.
"Pak Steven." Felix berlari ke depannya dengan tergesa-gesa, "Ada tiga hal yang
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda