Bab 1255
Bram memicingkan mata hitam pekatnya. "Nggak mungkin kamu cari aku, 'kan?"
Syuri memainkan ujung jarinya dengan gerakan melingkar di dada kokoh Bram. "Pak, kamu harus yakin kalau pertemuan kita sebelumnya itu takdir."
Bram menaikkan alisnya, nada bicaranya sedikit mengejek. "Oh, takdir yang sangat baik."
"Terima kasih sudah membantuku waktu itu."
Tangan mungil Syuri melilit dasi hitam Bram. Tubuh berisinya menempel pada pria itu dan matanya yang indah dipenuhi kabut kerinduan. "Aku selalu berharap bisa bertemu denganmu lagi. Selain itu, aku juga berharap bisa membalas budimu."
Tatapan Bram berubah muram.
Tatapan menyelidik pria itu membuatnya merasa gelisah, tetapi dia masih berusaha keras untuk menahan diri.
Matanya seperti mata elang serta alat pendeteksi kebohongan.
Anehnya, kali ini Bram merasa ada sedikit kejujuran dalam ucapan Syuri.
"Kalau gitu, coba omong, gimana kamu mau membalas budi, hmm?" Bram tersenyum dengan gaya yang nakal, sambil mendekatkan bibirnya.
Jantung Syuri berd

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda