Bab 1112
Keduanya berdiri berhadapan, saling menatap dalam diam. Namun, aura hangat dan manis yang terpancar dari mereka begitu terasa oleh semua yang hadir di sana.
Cinta tidak perlu banyak kata untuk diungkapkan. Tatapan mereka yang penuh makna dan interaksi kecil sudah cukup untuk menceritakan segalanya.
Samuel mengerutkan keningnya, pandangannya melirik sekilas ke arah Rafael yang duduk di sebelahnya. Kesedihan terpancar jelas dari raut wajah pria tua itu.
"Oke, terserah kamu aja. Toh Tuan Steven kan kaya raya, bisnisnya juga besar, sudah seperti mesin pencetak uang berjalan. "Clarine berbalik dan mengabaikannya. Namun, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman tipis yang samar.
Hendy merasa benar-benar diabaikan. Amarah berkecamuk dalam dadanya!
Steven mengamati pria itu dengan saksama. Wajahnya yang pucat kontras dengan penampilannya yang rapi. Namun, memiliki aura jahat seperti monster yang siap menerkam mangsanya.
Kemenangan itu sama sekali tidak membuatnya gembira. Justru, hatinya di
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda