Bab 1111
"Dua miliar?"
"20 miliar."
Wah!
Tampaknya, Tuan Rio salah memahami arti dari 'uang kecil'.
"Astaga! Terima kasih banyak, ya, keponakanku yang paling hebat!" Samuel memaksakan senyuman lebar, berusaha mempertahankan wibawanya.
"Cih, awas aja kalau sampai bangkrut, nanti nggak punya apa-apa lagi, sampai celana dalam!" Rafael menghina anaknya dengan kata-kata yang lebih tajam.
"Clarine, kamu pilih yang mana?" tanya Hendy dengan suara lembut dan senyum ramah di wajahnya.
Clarine tetap diam tanpa menoleh, lalu berkata dengan nada dingin, "Aku nggak mau ikutan. Hidup itu berharga, buat apa dipertaruhkan begitu."
Meski menyadari sikap dingin Clarine, Hendy tidak mempermasalahkannya. Dengan senyuman tipis, dia lantas berkata kepada Pak Rafael, "Om Rafael, saya juga ingin ikut seru-seruan. Saya juga bertaruh untuk Arutala dari Grup KS bersama Pak Rio, saya pasang 20 miliar."
Samuel mengangguk sambil tersenyum puas, mengamati upaya sang anak bungsu untuk berusaha mengakrabkan dirinya.
"Bagus Hen
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda