Bab 1090
Dia merasa sangat bersyukur dan menganggap semua yang telah didapatkannya selama ini sudah lebih dari cukup.
Sorak-sorai menggema di seluruh arena saat keluarga Tanuwijaya muncul kembali. Mereka menjadi pusat perhatian, menarik setiap pasang mata yang hadir.
Namun, momen puncak yang membuat suasana semakin memanas terjadi ketika Steven melangkah mendekati Clarine. Kilatan kamera dan sorotan lampu membanjiri ruang, menjadikan detik itu terasa seperti adegan dalam sebuah film.
Rafael, yang berdiri di kejauhan, memandang pria itu dengan tatapan dingin. Bagi Rafael, Steven bukan lagi menantunya, melainkan sumber kesalahan yang tidak bisa dimaafkan. Emosinya memuncak, hingga nyaris melayangkan tamparan.
"Pak Rafael, izinkan saya untuk masuk bersama putri Anda." ujar Steven dengan nada tenang, tetapi menyiratkan ketegasan.
Tatapan Steven beralih pada Clarine, penuh ketulusan, hingga membuat jantungnya berdebar tidak karuan. "Kuharap Nona Clarine bersedia menjadi pendampingku."
Clarine menggi
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda