Bab 1025
Rio merasakan sebuah getaran kecil di hatinya. Tatapan Serio yang dalam dan membara itu seolah membakar pipinya, membuat rona merah menghiasinya samar-samar.
"Kamu kelelahan, wajahmu jadi pucat."
"Kamu mengkhawatirkanku?" tanya Serio, dengan sorot yang memikat, mengalirkan pesona yang langsung menusuk ke relung hati.
Tenggorokan Rio tercekat sejenak, lalu dia menjawab singkat dengan suara dalamnya yang parau.
"Hmm"
Hanya satu kata, tetapi cukup membuat hati Serio berbunga-bunga. Semua kekesalannya pada Rio seketika menguap begitu saja.
Tidak ada yang bisa dia perbuat. Dirinya memang seperti ini … lemah dan tidak berdaya.
Serio … sudah terpikat terlalu dalam pada pria ini.
"Aku sudah melakukan operasi pada Pak Steven. Peluru di bahu kirinya sudah dikeluarkan, begitu juga anak panah yang menancap di punggungnya."
Serio, yang kini tengah disangga oleh Rio, diam-diam menyandarkan tubuhnya ke pelukan pria itu. Kemudian, dia berkata dengan santai,"Untung saja, panah itu nggak beracun. Kalau
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda