Sesuatu Yang Disembunyikan
"Bagaimana? Enak?" tanya Febby sambil menoleh ke arah Lisna yang sudah hampir menghabiskan mie instan buatannya.
"Iya Kak. Enak banget malah." Lisna menyeruput kuah terakhir.
Febby sampai dibuat terpelongo. Secepat itu Lisna makan? Mangkok mie itu padahal bisa dibilang besar. Bagaimana tidak besar coba. Satu mangkok itu muat sampai empat bungkus mie instan.
Dan keempat mie instan itu sudah habis dilahap oleh Lisna dalam hitungan menit saja. Benar-benar luar biasa sekali.
Ia saja, belum bisa menghabiskan susinya yang hanya porsinya sedikit.
"Kak. Buatin lagi ya," ujar Lisna setelah meminum segelas air mineral.
Febby mengerjap-ngerjap matanya tidak percaya. "Lagi?" tanyanya memastikan. Lisna mengangguk membenarkan.
"Kamu belum kenyang?"
Lisna menggeleng sambil tercengir kuda. "Belum kak. Lisna masih laper."
"Astaga Lisna." Menepuk kepalanya pelan.
"Bisa-bisanya kamu masih lapar setelah menghabiskan empat bungkus mie dan sepiring nasi."
"Hehe. Lisna juga gak tahu kak. Mungkin, karena maka
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda