Panik
Daniel memasuki ruangannya. Di sana sudah ada sosok Zio yang duduk di samping kursinya. Daniel hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang tidak pernah berubah. Pria berkacamata itu selalu saja tidak mengunci pintu dan selalu tidak mau duduk di kursinya.
Zio tidak menyadari sosok Daniel karena begitu fokus menatap layar monitornya. Pria itu jika dalam mode serius memang seperti ini.
‘Padahal ini masih pagi. Karyawan yang lain saja semuanya baru saja sampai. Lah, dia malah sudah sibuk.’ Kagum Daniel.
“Tuk…tuk..” Daniel mengetuk meja kecil.
Namun, Zio sepertinya tidak terusik. Daniel yang melihatnya sedikit gregetan. Sahabatnya ini memang telinganya tidak bisa mendengar atau bagaimana sich.
Kembali diketuknya meja. Kali ini dengan sangat kuat. Namun, lagi-lagi usahanya gagal. Daniel mendengus sebal.
Karena kesal, Daniel pun langsung menjewer telinga Zio.
“Aww.. sakit!” pekik Zio yang begitu kaget.
Jeweran Daniel pun akhirnya terlepas setelah pria berkacamata itu menginjak
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda