Terlihat seorang gadis yang tengah memeluk gadis lainnya dengan begitu erat. Sang pria yang berada di antara dua gadis itu hanya bisa tersenyum kecil.
"Aku kangen banget sama kamu Lita. Hampir seminggu lho kamu gak dateng-dateng," ujar Lisna sambil melepaskan pelukannya.
"Iya, maaf."
Pandangan Lita kini teralih ke arah Arkan. "Arkan. Kamu tidak ingin memelukku? Kamu tidak rindu?"
Arkan sedikit terkejut mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir gadis cantik yang rambutnya digeraikan dengan sempurna. Sehingga membuat gadis itu terlihat semakin cantik saja.
Lita sangat jarang menggerai rambut panjangnya itu. Ia lebih sering mengikatnya karena menurutnya lebih praktis.
"Apakah aku boleh memelukmu juga?" tanya Arkan memastikan.
"Haha. Tentu saja. Kamu kan temanku." Lita merentengkan tangannya lebar memberikan isyarat jika Arkan boleh memeluknya saat ini juga.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Arkan langsung berlari memeluk Lita. Lisna yang melihatnya hanya bisa geleng-gelen