Bab 12
Tommy dan Atta sontak mematung, rasanya seperti tersambar petir di siang bolong.
Mereka berjalan terhuyung mendekati mayat itu dengan sorot tatapan yang terlihat tidak percaya dan sedih.
Tommy mengangkat kain putih itu perlahan dengan jemarinya yang gemetar.
Apa yang dia lihat adalah wajah yang sudah hangus terbakar hingga tidak dapat dikenali lagi, tetapi dia samar-samar masih bisa melihat sosok Naomi di sana.
Air mata Tommy langsung mengalir, suaranya terdengar serak. "Naomi ... Naomi … kenapa begini .... Kenapa jadi begini .... Kita bahkan belum menikah! Kamu bilang kamu akan menikah denganku! Kamu bilang sudah nggak sabar mau menikah denganku!"
Atta juga mencengkeram kain putih itu dengan erat dan gemetar.
Sorot tatapannya tampak begitu getir dan menyesal. Dia berujar dengan suara yang rendah dan serak, "Ini semua salah Kakak, Naomi .... Kakak terlambat datang ...."
Bau terbakar tercium di mana-mana, sinar matahari yang menyinari reruntuhan itu juga terlihat sangat menyilaukan. Hat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda