Bab 822
Tubuh Bayangan seketika gemetar. Pandangannya pada Shinta juga berubah menjadi rumit.
Hidup dan mati Kak Teguh ...
Tentu itu adalah sesuatu hal yang paling dia pedulikan.
Mendengar perkataan Shinta, Bayangan kembali terdiam.
"Benar."
Shinta melirik Bayangan sekali lagi. Seolah sedang berkata pada pria itu, dan juga pada dirinya sendiri. "Teguh belum mati, dia masih hidup!"
"Sebenarnya ..."
"Aku memang sangat takut saat pertama melakukan penyelidikan."
"Tapi ketika aku berpikir, kalau apa yang aku lakukan sekarang adalah sesuatu yang Teguh pasti akan lakukan dengan seluruh usahanya, dan dia akan bertanggung jawab akan hal ini ..."
"Aku mendapat kekuatan."
"Aku mendapat harapan."
"Nggak merasa sendirian dan kesepian lagi."
"Aku bukan lagi seseorang yang berjalan sendirian di jalan sepi!" kata Shinta sambil berlinang air mata.
"Seakan ..."
"Teguh masih seperti dulu, bersembunyi di balik bayang-bayang, mengamati gerakan kita diam-diam. Saat kita menghadapi bahaya, dia akan bangkit dan memu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda