Bab 801
Di Pegunungan Seribu, pepohonan tumbuh dengan lebat hingga menutupi langit, menyebabkan suasana terasa gelap seperti malam hari. Ditambah lagi, dengan adanya kabut beracun yang menyelimuti udara, membuat Teguh dan yang lainnya makin kesulitan untuk mengetahui situasi di sekitar.
Meskipun begitu, mereka tetap bersemangat karena memiliki tujuan yang jelas.
Mereka terus berjalan.
Berjalan dan terus berjalan tanpa henti.
Tanpa merasa lelah.
Tidak terdengar keluhan sedikit pun dari mulut mereka.
Setelah perjalanan yang cukup menguras tenaga, mereka akhirnya tiba di tepi kolam. Tubuh Teguh sudah bermandikan keringat.
Dari jarak yang cukup dekat, kolam itu terlihat bagaikan cermin langit, sangat menakjubkan hingga berhasil membuat Teguh dan yang lainnya terpesona.
"Dokter Qadafi, Kuil Dewa ada di kolam ini?"
Teguh menatap permukaan air yang luas itu dengan tatapan kosong.
Sebelumnya, saat jarak mereka masih jauh, dia tidak merasakan keanehan apa pun. Namun, ketika dihadapkan dengan air kolam
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda