Bab 571
Di jalan tol, tepatnya di luar Kota Senggigi.
Mobil bisnis Rolls-Royce berada di depan, diikuti oleh sejumlah mobil mewah, sedang menuju pintu tol ke arah ibu kota Provinsi.
"Pak Barandi ..."
Lusha ingin bicara, tetapi dia lekas terdiam.
Putranya dibuat jadi cacat oleh orang lain. Bukannya tidak bisa balas dendam, dia sebagai ayah justru diusir sambil menahan malu. Dia benar-benar tidak terima.
Namun, dia tidak tahu apa yang tengah dipikirkan Barandi, juga tidak tahu bagaimana mengatakannya.
Barandi tidak pernah sekalipun hidup tanpa amarah.
Awalnya, dia berpikir kalau hari ini adalah hari kemenangannya, di mana dia bisa jadi terkenal.
Pada akhirnya ...
Dia malah beranjak pergi dengan raut wajah masam.
"Aku akan ingat-ingat kejadian hari ini!"
Barandi melihat ke arah Bahari Indah penuh kebencian. "Hanya menunggu malam ini ketika guruku tiba di ibu kota Provinsi, itu akan jadi hari kehancuran Walawi dan keluarga Yulianto!" teriaknya.
Lusha terkejut mendengar kata-kata itu dan segera ber
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda