Bab 483
Awalnya Madika merasa agak kecewa.
Namun, setelah mendengar perkataan terakhir Teguh, Madika menjadi bersemangat.
Setidaknya, Raja Serigala masih mengakui dan bersedia menerima hadiah darinya.
Tiba-tiba Madika teringat sesuatu.
Wajahnya memuram, lalu berkata dengan nada sedih, "Raja Serigala, saya memang bawa beberapa pasang cincin."
"Cincin safir, cincin obsidian, dan cincin berlian abadi ..."
"Semua saya bawa."
"Tapi koleksi cincin cinta senilai 19.8 triliun saya ketinggalan. Apa perlu saya suruh orang buat ambil sekarang?"
Bagi Madika.
Utang nyawa tak bisa diukur dengan uang.
Jika Raja Serigala minta, dia akan memberi cincin termahalnya dengan senang hati. Dengan cara itulah dia baru bisa mengungkapkan rasa terima kasihnya.
"Nggak perlu."
Teguh tidak memusingkannya. "Keluarin aja cincin yang kamu bawa sekarang, aku pilih salah satu secara acak."
Teguh sangat memahami sifat Heru yang congkak.
Di sisi lain.
Teguh juga percaya dengan intuisi Madika sebagai pengusaha perhiasan paling te
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda