Bab 482
Yugo langsung menghela napas sambil mengelus dada. "Guru, kenapa nggak bilang-bilang kalau sudah menikah?"
"Terus ... kalau Guru mengirimiku undangan, aku bisa main piano di pernikahanmu sebagai wujud terima kasih."
"Itu ..."
Yugo kecewa karena melewatkan pernikahan Teguh.
Seolah melewatkan pernikahannya sendiri.
Teguh hanya bisa tersenyum.
"Master Yugo ..."
Pada saat itu, murid Yugo yang mengenakan tuksedo datang.
Dia menyerahkan selembaran kepada Yugo dengan kedua tangan. "Ini daftar acara konser malam ini. Lalu, anak orang kaya bernama Heru Wijaya ingin melamar seseorang di depan umum. Tolong Anda baca ..."
Anak muda suka dengan hal-hal romantis dan sering melamar seseorang dalam acara besar seperti konser ini. Mereka sudah terbiasa menanganinya.
Selama orang itu mau membayar mahal, Yugo biasanya tidak menolak.
Cukup kabari terlebih dahulu.
"Heru Wijaya?"
Saat Teguh mendengar namanya, dia langsung mengambil daftar acara.
Lalu, membacanya dengan cermat.
Bocah sialan!
Orang itu Heru W
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda