Bab 470
Saat melewati meja resepsionis.
Pelayan yang mengikuti mereka pun langsung menghentikan Heru dan yang lainnya, "Tuan, kalian belum bayar!"
Bayar?
"Kamu buta, ya? Nggak lihat tadi bos kalian sendiri yang memberikan anggur mahal sebagai hadiah untukku? Masih berani-beraninya kamu menyuruhku bayar?" sahut Heru dengan agak kesal.
Semua anggota Keluarga Yulianto lainnya pun langsung menimpali.
"Aduh, dasar kurang ajar!"
"Kamu ini pelayan yang nggak paham situasi!"
"Pak Heru itu tamu kehormatan bosmu, memangnya kamu pantas menerima uang darinya?"
"Iya, iya ..."
Mereka semua saling menyalahkan si pelayan dengan sombong.
Pelayan itu berusaha menahan diri untuk tidak berbicara dengan mikrofonnya, melainkan berkata dengan sopan, "Atasan saya tidak mengatakan gratis, jadi ..."
"Sudah, sudah."
Heru yang sudah mabuk pujian merasa dia tidak perlu merendah dalam situasi ini, jadi dia berkata dengan angkuh, "Berapa harga makanan yang dipesan kamar 402? Sebut saja, langsung kubayar."
"Tuan, totalnya ..
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda