Bab 393
"Plak!"
Usai mendengar perkataan Jamal, sandaran tangan yang menopang tangan Cipto langsung hancur menjadi serpihan bubuk.
Saat ini, Cipto tampak berapi-api.
Semua orang berlomba untuk cari muka padanya, tetapi bocah ini berani mempersulitnya ….
Sepertinya bocah ini ingin mencari masalah!
Sorot mata sedingin es itu menatap Teguh yang berada di lantai bawah dan berseru, "Nak, apa kamu siapa aku? Kamu yakin mau terus berurusan sama aku?"
"Kalau kamu menyerah sekarang, kuanggap semua ini nggak terjadi."
Dia memperingatkan untuk terakhir kalinya. "Meski kamu sudah menyakiti muridku, aku akan kasih kamu kesempatan buat memperbaiki diri."
"Tapi, kalau kamu masih ngotot ... "
Sampai di sini, Cipto memicingkan matanya. Cahaya ganas yang memancar keluar dari celah matanya tampak lebih silau dari terik matahari hingga membuat siapa pun yang melihatnya meringkuk ketakutan.
"Ini adalah tempat lelang."
Teguh tidak mau menghabiskan waktu untuk berdebat dengannya. "Di acara lelang itu kita tawar-mena
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda