Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 169

Seumur hidupnya ... Bima hanya akan seperti orang koma, berbaring di atas tempat tidur selamanya. Dia tidak akan bisa bangun dan bicara. Sementara itu, pada kedua pelipis Bima, hanya terlihat setitik gumpalan darah yang bercampur dengan keringat dan menetes ke bawah. Jika tidak diperhatikan dengan saksama, sama sekali tidak terlihat ada yang aneh. "Pasukan bubar!" Teguh memberi perintah pada Bayangan. Kemudian, para tentara kembali dengan membawa hasil yang memuaskan. Sementara itu, Teguh sendiri juga kembali ke Bahari Indah. Malam ini sangat istimewa. Rina membuat pengecualian dengan menghapus larangan masuk sehingga Teguh bisa langsung masuk saat pulang nanti. Bukan hanya itu. Saat Teguh masuk ke dalam rumah. Rina keluar kamar, sekalipun Teguh hanya membuat suara pelan. Jelas dia belum tidur. "Teguh ... " Melihat Teguh, terlihat jelas ada sedikit perubahan emosi di wajah Rina. "Gimana, urusan keluarga Laksono sudah selesai?" "Sudah." Teguh menjawab dengan tenang. "Beneran?" Mata Rina

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.