Bab 152
Tak lama kemudian.
Yusuf kehilangan keseimbangannya, hingga akhirnya jatuh berlutut di hadapan Teguh.
"Bocah, beraninya kamu menyerang Pak Yusuf."
Pada awalnya, pengawal yang membawa Teguh ke sana berdiri di samping sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada. Siap untuk menyaksikan pertunjukan yang menarik.
Namun, dia saat menyadari bahwa tuan muda pertamanya mengalami patah kaki, dia pun sangat ketakutan. Dia segera berlari untuk menghabisi Teguh.
Tak disangka.
Begitu dia berlari ke arah Teguh, pria itu langsung menendangnya hingga pingsan.
Kemudian, Teguh sekali lagi menatap Yusuf.
"Ckck."
Teguh mendecakkan lidahnya dan tersenyum samar. "Jadi begini caramu bikin aku kelihatan baik, ya? Sampai berlutut di depanku begini."
"Nggak bisa, nggak bisa. Buat aku ini terlalu tulus"
Ejekan Teguh itu seperti garam yang ditabur langsung pada luka Yusuf, ditambah dengan meletakkan semut di atasnya untuk menggigit luka itu.
Yusuf seketika kehilangan kendali untuk menahan amarahnya.
Dia menatap
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda